Minggu, 15 Maret 2009

Empat Skenario

aku dapat e-mail dari temen aku, hmmmmmmmmm pendapat kalian gmn ya?????


Skenario 1

Andaikan kita sedang naik di dalam sebuah kereta ekonomi. Karena tidak mendapatkan tempat duduk, kita berdiri di dalam gerbong tersebut.
Suasana cukup ramai meskipun masih ada tempat bagi kita untuk menggoyang-goyangkan kaki.
Kita tidak menyadari handphone kita terjatuh.

Ada orang yang melihatnya, memungutnya dan langsung mengembalikannya kepada kita.
"Pak, handphone bapak barusan jatuh nih," kata orang tersebut seraya memberikan handphone milik kita.

Apa yang akan kita lakukan kepada orang tersebut?
Mungkin kita akan mengucapkan terima kasih dan berlalu begitu saja.


Skenario 2

Sekarang kita beralih kepada skenario kedua. Handphone kita terjatuh dan ada orang yang melihatnya dan memungutnya. Orang itu tahu handphone itu milik kita tetapi tidak langsung memberikannya kepada kita.
Hingga tiba saatnya kita akan turun dari kereta, kita baru menyadari handphone kita hilang.
Sesaat sebelum kita turun dari kereta, orang itu ngembalikan handphone kita sambil berkata, "Pak, handphone bapak barusan jatuh nih."
Apa yang akan kita lakukan kepada orang tersebut?

Mungkin kita akan mengucapkan terima kasih juga kepada orang tersebut. Rasa terima kasih yang kita berikan akan lebih besar daripada rasa
terima kasih yang kita berikan pada orang di skenario pertama (orang yang langsung memberikan handphone itu kepada kita). Setelah itu mungkin kita akan langsung turun dari kereta.

Skenario 3
Marilah kita beralih kepada skenario ketiga.

Pada skenario ini, kita tidak sadar handphone kita terjatuh, hingga kita menyadari handphone kita tidak ada di kantong kita saat kita sudah turun dari kereta. Kita pun panik dan segera menelepon ke nomor handphone kita, berharap ada orang baik yang menemukan handphone kita dan bersedia mengembalikannya kepada kita.

Orang yang sejak tadi menemukan handphone kita (namun tidak memberikannya kepada kita) menjawab telepon kita. "Halo, selamat siang, Pak. Saya pemilik handphone yang ada pada bapak sekarang," kita mencoba bicara kepada orang yang sangat kita harapkan berbaik hati mengembalikan handphone itu kembali kepada kita. Orang yang menemukan handphone kita berkata, "Oh, ini handphone bapak ya. Oke deh, nanti saya akan turun di stasiun berikut. Biar bapak ambil di sana nanti ya."

Dengan sedikit rasa lega dan penuh harapan, kita pun pergi ke stasiun berikut dan menemui "orang baik" tersebut.
Orang itu pun memberikan handphone kita yang telah hilang.
Apa yang akan kita lakukan pada orang tersebut?

Satu hal yang pasti, kita akan mengucapkan terima kasih, dan seperti nya akan lebih besar daripada rasa terima kasih kita pada skenario kedua bukan?
Bukan tidak mungkin kali ini kita akan memberikan hadiah kecil kepada orang yang menemukan handphone kita tersebut.


Skenario 4
Terakhir, mari kita perhatikan skenario keempat.

Pada skenario ini, kita tidak sadar handphone kita terjatuh, kita turun dari kereta dan menyadari bahwa handphone kita telah hilang, kita mencoba menelepon tetapi tidak ada yang mengangkat.
Sampai akhirnya kita tiba di rumah.

Malam harinya, kita mencoba mengirimkan SMS :
"Bapak / Ibu yang budiman. Saya adalah pemilik handphone yang ada pada bapak / ibu sekarang. Saya sangat mengharapkan kebaikan hati bapak / ibu untuk dapat mengembalikan handphone itu kepada saya. Saya akan memberikan imbalan sepantasnya. " SMS pun dikirim dan tidak ada balasan. Kita sudah putus asa.

Kita kembali mengingat betapa banyaknya data penting yang ada di dalam handphone kita. Ada begitu banyak nomor telepon teman kita yang ikut hilang bersamanya. Hingga akhirnya beberapa hari kemudian, orang yang menemukan handphone kita menjawab SMS kita, dan mengajak ketemuan untuk mengembalikan handphone tersebut.

Bagaimana kira-kira perasaan kita? Tentunya kita akan sangat senang dan segera pergi ke tempat yang diberikan oleh orang itu.
Kita pun sampai di sana dan orang itu mengembalikan handphone kita.
Apa yang akan kita berikan kepada orang tersebut?

Kita pasti akan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepadanya, dan mungkin kita akan memberikannya hadiah (yang kemungkinan besar lebih berharga dibandingkan hadiah yang mungkin kita berikan di skenario ketiga).


Moral of the story
Apa yang kita dapatkan dari empat skenario cerita di atas?

Pada keempat skenario tersebut, kita sama-sama kehilangan handphone, dan ada orang yang menemukannya.


Orang pertama menemukannya dan langsung mengembalikannya kepada kita.
Kita berikan dia ucapan terima kasih.

Orang kedua menemukannya dan memberikan kepada kita sesaat sebelum kita turun dari kereta.
Kita berikan dia ucapan terima kasih yang lebih besar.

Orang ketiga menemukannya dan memberikan kepada kita setelah kita turun dari kereta.
Kita berikan dia ucapan terima kasih ditambah dengan sedikit hadiah.

Orang keempat menemukannya, menyimpannya selama beberapa hari, setelah itu baru mengembalikannya kepada kita.
Kita berikan dia ucapan terima kasih ditambah hadiah yang lebih besar.

Ada sebuah hal yang aneh di sini.
Cobalah pikirkan, di antara keempat orang di atas, siapakah yang paling baik?
Tentunya orang yang menemukannya dan langsung memberikannya kepada kita, bukan?
Dia adalah orang pada skenario pertama.

Namun ironisnya, dialah yang mendapatkan reward paling sedikit di antara empat orang di atas.

Manakah orang yang paling tidak baik?
Tentunya orang pada skenario keempat, karena dia telah membuat kita menunggu beberapa hari dan mungkin saja memanfaatkan handphone kita tersebut selama itu.

Namun, ternyata dia adalah orang yang akan kita berikan reward paling besar.

Apa yang sebenarnya terjadi di sini?
Kita memberikan reward kepada keempat orang tersebut secara tulus, tetapi orang yang seharusnya lebih baik dan lebih pantas mendapatkan banyak, kita berikan lebih sedikit.

OK, kenapa bisa begitu?

Ini karena rasa kehilangan yang kita alami semakin bertambah di setiap
skenario.

Pada skenario pertama, kita belum berasa kehilangan karena kita belum sadar handphone kita jatuh, dan kita telah mendapatkannya kembali.

Pada skenario kedua, kita juga sudah mulai merasakan kehilangan karena saat itu kita baru sadar, dan kita sudah membayangkan rasa kehilangan yang mungkin akan kita alami seandainya saat itu kita sudah turun dari kereta.

Pada skenario ketiga, kita sempat merasakan kehilangan, namun tidak lama kita mendapatkan kelegaan dan harapan kita akan mendapatkan handphone kita kembali.

Pada skenario keempat, kita sangat merasakan kehilangan itu.

Kita mungkin berpikir untuk memberikan sesuatu yang besar kepada orang yang menemukan handphone kita, asalkan handphone itu bisa kembali kepada kita.

Rasa kehilangan yang bertambah menyebabkan kita semakin menghargai handphone yang kita miliki.

Kesimpulan
Saat ini, adakah sesuatu yang kurang kita syukuri?

Apakah itu berupa rumah, handphone, teman-teman, kesempatan berkuliah, kesempatan bekerja, atau suatu hal lain.

Namun, apakah yang akan terjadi apabila segalanya hilang dari genggaman kita.
Kita pasti akan merasakan kehilangan yang luar biasa.

Saat itulah, kita baru dapat mensyukuri segala sesuatu yang telah hilang tersebut.

Namun, apakah kita perlu merasakan kehilangan itu agar kita dapat bersyukur?

Sebaiknya tidak.

Syukurilah segala yang kita miliki, termasuk hidup kita, selagi itu masih ada.
Jangan sampai kita menyesali karena tidak bersyukur ketika itu telah lenyap dari diri kita.

Jangan pernah mengeluh dengan segala hal yang belum diperoleh.
Bahagialah dengan segala hal yang telah diperoleh.

Sesungguhnya, hidup ini berisikan banyak kebahagiaan.
Bila kita mampu memandang dari sudut yang benar.

God bless you all.

Sabtu, 14 Maret 2009

Resensi Lagu

Tak Sempurna

Dunia ini tercipta seperti apa adanya
tak perlu kita pertanyakan
apakah semua ini yang paling sempurna

Begitu juga dirimu sepanjang yang aku tahu
takkan berubah perasaanku padamu

Reff*:Engkau memang tak sempurna
tapi aku selalu suka
Bukan peri dari surga
tapi aku slalu sayang kepadamu
Tak perlu engkau sempurna
untuk menjadi yang kucinta
Jalani semua dengan yang tlah
kita miliki bersama

Kita tak slalu dapatkan apa yang
kita inginkan
Bersyukurlah bahwa ternyata
kita masih saling memiliki (back to *)


Mungkin The Rain hanyalah band kelas 2 ditengah persaingan band-band tanah air saat ini, walaupun sudah menghasilkan 4 album, namun mereka belum pernah benar-benar mencapai puncak kepopuleran seperti yang pernah dan telah dirasakan band-band lain seperti D'Masiv, Nidji, Samsons, Ungu, Peterpan dan Sheila On7.

Image lagu-lagu yang terlalu "melow" dan cenderung "cengeng", sudah terlanjur melekat pada band asal Jogjakarta yang digawangi Indra (vokal), Iwan (gitar), Ipul (bass) dan Aang (drum). Namun kini di album terbaru mereka "Perjalanan Tak Tergantikan", mereka hadir dengan nuansa yang berbeda.

Satu dari sepuluh lagu yang ditawarkan The Rain pada album terbarunya adalah lagu berjudul Tak Sempurna, lihatlah lirik-liriknya, yang dengan jelas menggambarkan bagaimana seharusnya mencintai itu. Cinta itu adalah mencintai seseorang yang tak sempurna dengan cara yang sempurna, mungkin itulah yang hendak digambarkan The Rain pada lagu ini, lagu dengan lirik yang sederhana dengan makna yang dalam, bukan cuma lirik, musik dari lagu ini pun cukup easy listening.





Jumat, 13 Maret 2009

Cinta Itu

Buat ku cinta itu "tak perlu"


TAK PERLU

Tak perlu sesali ketika cinta datang menghampiri
dan mengisi seluruh ruang imaji

Juga tak perlu sesali saat cinta itu pergi berlalu
dan tinggalkan segurat luka dihati

Karena ternyata
Begitulah cinta slalu seperti itu
Disesali saat datang tapi juga ditangisi
ketika ia pergi


Cinta juga "Adalah"


ADALAH

Cinta itu adalah engkau
dan engkaulah harapan hidup ini

Harapan akan segala kebahagiaan
dimasa yang akan datang nanti

Cinta itu adalah rindu
rindu yang selalu menyapa ditengah
kekelaman malam

Engkau adalah cinta
dimana semua rasa berpadu dan menjadi satu
dalam ruang tak terjamah bernama hati

Engkau adalah cinta
dimana penantian seolah tak berarti dalam
sebuah dimensi tak berbentuk yang disebut waktu


Tapi satu yang pasti cinta itu "Keajaiban Dari Atas"


KEAJAIBAN DARI ATAS

Malam dengan segala perhiasannya selalu saja terlihat indah
Tapi kadang kabut datang dan meredupkan indahnya malam

Pelangi yang mengiring berlalunya hujan juga tak kalah indah
Tapi lengkung pelangi itu hanya ada tuk beberapa waktu

Demikian juga halnya cinta
Tak selamanya keindahan yang hadir
Tapi tak juga selalu kesedihan yang datang

Ia adalah keajaiban Sang Pencipta
sama dengan malam dengan keindahannya
Ia adalah keajaiban dari atas
yang telah melukiskan lengkung indah pelangi

Maka, maknailah cinta sama seperti DIA telah
menciptakannya untuk kita


Lalu apa katamu tentang cinta???

Diary Seorang Lelaki (Bagian I)

Aku mungkin tidak pernah percaya kalau akhirnya aku benar-benar harus membuang jauh impianku untuk meraih cinta dari seorang wanita yang selama 3 tahun belakangan ini kusukai. Malam itu didepan layar komputer aku membaca kembali puisi-puisi yang pernah ku buat untuk wanita itu, puisi yang tidak pernah terungkapkan.

Hatiku menjerit, aku marah kepada Tuhan, "Tuhan mengapa Engkau berani-beraninya mempertemukan aku dengan ia", kataku dalam hati, "tapi disaat yang sama Engkau tidak memberikan aku keberanian untuk mengungkapkannya, Engkau membiarkan aku mengenalnya, tapi disaat yang sama ia bagaikan mimpi untukku", lanjutku dalam hati. Aku berani memutuskan untuk berhenti mengharapkan wanita itu, karena ku sadar lebih baik melihat wanita itu bahagia walau bukan dengan aku.

Kembali aku membaca puisi-puisi itu, dan ku berhenti pada satu puisi, aku baca puisi itu, dan hatiku kembali menjerit pedih. Aku tak percaya bahwa aku pernah membuat puisi ini untuk seseorang yang benar-benar kucinta, tapi yang ku sesali, aku tak pernah bisa memberikan puisi ini kepada wanita itu.

Dengan jelas di layar komputer tertulis demikian,

E N G K A U

Engkau adalah setetes embun yang hadir
sebelum mentari datang dan hangatkan pagi
Engkau bagaikan gemuruh yang datang
bersama derasnya badai yang melanda malam
dan memecahkan kesepian dalam sunyiku

Kulukiskan indah wajahmu diatas kanvas hatiku
dan kubayangkan senyum darimu dalam ruang imajiku

Engkau adalah bidadari pagi yang selalu setia menyambutku
seusai terbangun dari malam kelam kemarin
Dan engkau bagaikan pelangi terindah yang pernah ada
dan terlukiskan diatas langit sore hariku

Engkau adalah hujan pertama yang turun sejukkan bumi
seusai kemarau panjang yang keringkan tanah
Engkau bagaikan bulan yang selalu nampak indah dipandang
kendati langit disekitarnya tetap saja kelam menghitam

Engkau adalah semerbak wangi yang terbawa udara pagi
dari sebuah taman ditengah gurun
Engkau adalah bunga yang kini mekar dalam taman hatiku
karena engkaulah bunga cintaku
Dan engkaulah alasan mengapa kini dunia ini
terasa lebih indah dan berarti tuk dijalani
Engkau adalah cinta yang kucari

Aku benar-benar tak habis pikir bagaimana aku bisa membuat puisi itu, dan aku pun kembali teringat bagaimana awal pertemuanku dengan wanita itu, ya dengan jelas dalam pikiranku aku masih dapat mengingat semuanya.

Kamis, 12 Maret 2009

Refleksi Politik Seorang Awam

Lebih dari 10 tahun yang lalu aku hanyalah seorang anak SMP, aku mengikuti detik-detik apa yang di kenang sebagai reformasi itu, rasanya bangga menjadi bagian sejarah itu, namun juga miris karena banyak korban yang bergelimpangan atas nama reformasi. Itu adalah awal ketertarikanku kepada dunia politik

Setelah reformasi Indonesia memasuki era baru dalam berdemokrasi, setelah 32 tahun lebih Indonesia kembali memakai sistem demokrasi multipartai, setidaknya ada 48 partai yang bertarung di PEMILU 1999, kemudian menciut menjadi hanya 24 pada 2004. Era baru tersebut tidak berhenti sampai disitu, pada 2004 Indonesia memulai sejarah baru dengan pemilihan Presiden secara langsung.

Namun kini setelah 10 tahun berlalu apa yang telah didapat oleh bangsa ini, oleh negeri ini????

Aku melihat, orang-orang yang dulu berada di garda terdepan reformasi, kini sibuk berjuang untuk mencapai tujuan masing-masing atas dasar idealisme, miris melihat orang yang dulu berjuang bersama-sama kini harus bersaing meraih kekuasaan, ya lagi-lagi kekuasaan.

Sebentar lagi kita akan memasuki PEMILU yang ketiga di era reformasi, adakah yang berubah???, tentu ada selain jumlah partai yang kembali meningkat menjadi 38 partai plus 6 partai lokal di Aceh, Indonesia memasuki era baru cara memilih, rakyat yang sudah terbiasa memilih dengan cara mencoblos, harus mulai belajar untuk mencontreng, jangan salah untuk mengajari dan sosialisasi saja sudah milyaran rupiah yang harus dikeluarkan oleh Negara, jumlah yang tidak sedikit untuk negara yang katanya ekonominya sering batuk-batuk.

Saat ini menjelang pemilu, kita mungkin sudah bosan dijejali oleh iklan-iklan politik, dari partai-partai ataupun calon-calon legislatif melihat banner, poster, spanduk, stiker, dari orang-orang yang mengaku akan mendengarkan suara rakyat jika nanti terpilih menjadi wakil rakyat menjadi anggota legislatif.

Ada partai yang menjanjikan sembako murah, buat aku aneh, saat ini ketika harga sembako mahal saja, kehidupan para petani sudah sulit, mereka tidak mendapat hasil dari apa yang mereka kerjakan, lalu ada partai yang mengaku membela kehidupan pedagang dan petani, tapi justru merekalah yang terbanyak membuang banyak uang hanya untuk beriklan di media massa, juga ada sebuah partai yang mengklaim keberhasilan kadernya yang menjadi salah menteri dalam kabinet, padahal posisi mereka sendiri tidak jelas, didalam atau diluar pemerintahan.

Dunia politik Indonesia ini memang aneh, dulu ada seorang ibu yang buat aku sosok yang keibuan dan jujur, yang berjuang bersama-sama dengan rakyat bahkan sebelum reformasi terjadi, tapi kini ia menjadi sosok yang ambisius terhadap kekuasaan, apakah kekuasaan telah membutakannya, entahlah. Lalu ada juga orang-orang yang dulu jelas-jelas berada dalam lingkar kekuasaan orde baru, kini menasbihkan dirinya menjadi penjaga reformasi.

Yang pasti kini PEMILU sudah didepan mata, bukahlah hal yang bijak jika kita tidak menyampaikan suara kita, masa depan negeri ini ada ditangan kita, jangan biarkan orang-orang yang tidak layak menjadi pemimpin kita. Tapi memilih atau tidak itu kembali kepada hati nurani kita masing-masing.